Kapankah Kita akan menjadi sejahtera diatas negeri kami sendiri yaitu:
Tanah cendrawasih Papua
(Niniki Andi... Nagalo.. Nogoba)
Kami tidur di atas emas, berenang diatas minyak,
tapi bukan kami yang punya.
Kami hanya menjual buah-buah pinang,
Di bawah terik mentari
Mama Papua duduk menatap dagangannya
Yang layu dibakar sinar surya begitu ganas
Tubuhnya bermandi air keringat,
Keningnya mengkilat karena basah
Pancarkan cahaya kebosanan
Namun dia tetap tabah
Menanti dagangannya
Berduyun-duyun pembeli
Terus berlalu melewatinya
Hempasan angin sepoi-poi mengusik kalbunya
Tak laku jualannya
Yang digelar di atas karung setengah kardus
Mama Papua membendung siksa
bermimpi dagangannya laku
Dalam kerindangan atap
Sang lintah terbahak
Tertawa kegirangan sembari menghitung laba..
Mama Papua duduk menatap dagangannya
Yang layu dibakar sinar surya begitu ganas
Tubuhnya bermandi air keringat,
Keningnya mengkilat karena basah
Pancarkan cahaya kebosanan
Namun dia tetap tabah
Menanti dagangannya
Berduyun-duyun pembeli
Terus berlalu melewatinya
Hempasan angin sepoi-poi mengusik kalbunya
Tak laku jualannya
Yang digelar di atas karung setengah kardus
Mama Papua membendung siksa
bermimpi dagangannya laku
Dalam kerindangan atap
Sang lintah terbahak
Tertawa kegirangan sembari menghitung laba..
...sioooo syng mama seeddiiiiihhhh......oooo..