Sabtu, 06 Agustus 2016

ORANG PAPUA JADI MISKIN DI ATAS TANAH YANG KAYA RAYA.

 Kapankah Kita akan menjadi sejahtera diatas negeri kami sendiri yaitu:
 Tanah cendrawasih Papua
(Niniki Andi... Nagalo.. Nogoba)



Kami tidur di atas emas, berenang diatas minyak,
 tapi bukan kami yang punya.
 Kami hanya menjual buah-buah pinang,
Di bawah terik mentari
Mama Papua duduk menatap dagangannya
Yang layu dibakar sinar surya begitu ganas
Tubuhnya bermandi air keringat,
Keningnya mengkilat karena basah
Pancarkan cahaya kebosanan
Namun dia tetap tabah
Menanti dagangannya
Berduyun-duyun pembeli
Terus berlalu melewatinya
Hempasan angin sepoi-poi mengusik kalbunya
Tak laku jualannya
Yang digelar di atas karung setengah kardus
Mama Papua membendung siksa
bermimpi dagangannya laku
Dalam kerindangan atap
Sang lintah terbahak
Tertawa kegirangan sembari menghitung laba..
 
...sioooo syng mama seeddiiiiihhhh......oooo..

Minggu, 26 Juni 2016

Puisi Anak Papua Dari Rantaun Orang

Judul Puisi : Aku Cinta Gadis Papua
Isi Puisi

 
"Dari Gunung ke Gunung, dari Pulau ke Pulau, dari Laut ke Laut, dari Benua ke Benua, Aku Melintasi samudra lautan, Namun Ku melihat dan bertemu dengan gadis-gadis berwajah putih, rambut lurus, berbedah bahasa, bedah suku, bedah adat istiadat adalah RACUNG BAGI_KU, sebab perbedahan tersebut menghilangkan Ras-Ku, Bahasa-Ku, Budaya-Ku dan Adat Istiadat-Ku,Sehingga kapanpun dimanapun Ku tetap memilih Gadis Papua sebab semua Suku Papua adalah penerus Keturunan-Ku. Generasi Papua yang akan datang"

Puisi diatas sangat bermanfaat bagi kita orang Papua.


"Kawan Kamu Stop Kawin Silang"
Mahasiswa Papua yang berstudi di sejawa dan bali khususnya Mahasiswa Asli Papua (MAP) adalah agen-agen perubahan di tanah tercitah (Tanah Papua). Jadi stop kawin silang perempuan non Papua

 (" kat Aap Kwe Jawa mendek agabolo lambu jinuk kawin eke kenok kat papua kebi mbake nogo kat aret")

Karena lama-lama keriting rabut dan kulit hitam kita akan punah oleh perkawinan antara papua dan non Papua. ingat itu kawan-kawan.
  Kalo memang kita berjuang disini demi negeri papua, fokuslah pada tujuan lalu pulang membawa hasil, pasti semua alam papua bersorak-sorai. 
 
Cintai betul dan bertindak demi negeri (surga kecil yang turun di bumi papua ) marilah kita melestarikan rambut keriting dan kulit hitam tersebut, karena lama-lama KERITING RAMBUT KULIT HITAM  kita tidak ada lagi di Papua, akan Hilang. Apakah kita pernah menyadari tentang hal itu? Apakah kita pernah memikirkan hal ini? JADI STOP KAWIN PEREMPUAN NON PAPUA.

Semoga sadar akan hal ini, bagi kita orang papua.

Senin, 21 Maret 2016

PUNCAK JAYA JAMBI TPN-PB NEWS

PUNCAK JAYA JAMBI TPN-PB NEWS

PANGLIMA TINGGI TENTARA PEBEBASAN NASIONAL ,JENDERAL GEN,GOLIAT TABUNI BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENEMBAKAN TERHADAP 4 ORANG KARYAWAN PT.MODREN DI KAMPUNG AGENGEN DISTRIK SINAK KABUPATEN PUNCAK JAYA PAPUA

Lekaga Telenggen Komadan Operasi TPN-PB Pusat di bawa pimpinan Komando Nasional Panglima Tinggi Gen.Goliat Naman Tabuni pada tanggal Minggu 20 Maret 2016 melaportkan

Penembakan 4 Karyawan PT.Modren di kampung Agenggen Distrik Sinak Kabupaten Puncak Jaya adalah benart dari pimpinan saya .Lekagak Telenggen sesuai dengan target Revolusi Tahapan menuju penenuntut kemerdekaan papua barat ,hal ini tidak ada kaitan dengan politik kotor permainan NKRI namun murni dari TPN-PB to.karena pembongkaran jalan sudah menuju ke tempat persembujuian saya.kata lekagak.

Saya ada alasan besar maka saya menembak karyawan itu Orang –orang yang saya tembak mereka adalah 3 orang Papuan 1 orang pedatag, maka banyak kalangan masih bingung itu alasan kuat saya adalah :

1. Kami berjuang dengan jeripaya bersama kaka –kaka saya yang sudah meninggal Tuan Kelly Kwalik-Tuan Silas, Tuan Daniel Yudas dan teman-teman lain dari tahun 1969-2016 ini sebagian besar sudah meninggal namun kami masih bertahan menderita,kami tahun 1996 sandera orang di Mapnduma hasilnya otonomi khusus Papua turun dan semua orang tidak menghari kami yang menderita di hutan maka saya tembak itu bagian dari revolusi tahapan.

2. Siapapun orang papua yang kaki tangan NKRI itu saya tidak akan kompromi . saya sudah larang jangan bongkar jalan ke kampung pertahanan saya namun kamu orang papua yang selalu di peralatkan TNI/POLRI jiak saya tembak apalagai mereka ini marga –maranya orangtunya juga pejuang yang mendirikan PAPUA MERDEKA pertama kalinya kenapa mereka bawa masuk aparat dengan alasan bikin jalan mereka sudah tau ini wilayah yang kami sudah membatasih membuka isolasi pembagunan dengan bentuk apapun karena hak tanah kami dusun kami kampung halaman kami di hancurkan tanpa di hargai.

3. Kami TPNPB-OPM di bawah pimpinan Jenderal Goliat Tabuni perang itu bukan mintah bagun jalan rumah , makan minum uang tidak ,kami mintah merdeka penuh dan adik-adik yang sementara mengelola system pemerintah jangan cobah-cobah perjuangan kami jadikan politik local atau kedaerahan ,kami berjuang dan perang atas nama sorong sampai samarai untuk merebut kemerdekan Papua Barat jika stop diskriminasi perjuangan kami dengan pelanggaran Ham,di sap kami dengan ,KKB,KSB,OTK,GPK, kami adalah TENTARA PEBEBASAN NASIONAL PAPUA BARAT (TPNPB-OPM) kami perang turus sampai Dunia kiamat.

4. Terkait beberaapa petinggi Indonesia dan Kapolda Pangdam Papua mengirim pasukan yang dalam jumlah besar lalu tiga kabupaten mau operasi besar-besaran itu silakan saja mengirim pasukannya kami siap menerima kapan saja kami tidak perna mudur dari satu langkapun kami tetap mempertahankan dan memperjuangkan penentuan nasip sendiri bagi bangsa papua barat,dan saya harap jangann perna menangkap masyarakat sembarangan dengan babi buta kalau TNI/POLRI menangkap,mengintimidasih dan membunu rakyat saya siap membantai rakyat Sipil melayu yang ada di pengunungan tegah papua kata kelagak telenggen dari mulia yambi tanggal 20 Maret 2016 jam 1,30 Waktu Papua Barat

Dan kejadian tanggal 8 maret itu saya yang lakukan di Distrik Yambi kebetulan pasukan TNI/POLRI jumlah yang lumayan mereka mengejar saya maka kami tembatk mereka itu.
Kodisi kami sekarang sudah manusia lagi semua rakyat pengungsian besar-besaran maka dari Bulan tanggal 26 Desember Tahun 2015 sampai sekarang sudah tiga Bulan genap Masyarakat masih pengungsian belum bisa pulang.
Jika harapan saya harap pihak Gereja jangan tutp Mata dengan colonial NKRI ,TNI/POLRI dan jangan perna takut saya bunu orang Tapi Tuhan Tau hati saya membelah Rakyat BANGSA PAPUA BARAT dari sorong sampai samarai jika Pihak Gereja serukan Kepada Dunia untuk penagan Pengungsian di punccak Jaya .
Dari puncak jaya papua barat di bawah komado nasional Panglima Tinggi TPNPB/OPM Jenderal Gen Goliat Tabuni .

Laporan Walmanap Dari Yambi Puncak Jaya Papua Barat

Selasa, 29 September 2015

MOTIVASI UNTUK BELAJAR MENJADI ORANG SUKSES

Kalau pelajar tak mau belajar, belum menjadi pelajar sejati.
Tidak ada mata pelajaran yang sulit, kecuali kemalasan akan mempelajari mata pelajaran tersebut.
Orang tua kerja untuk menghidupi anaknya, anaknya sekolah agar mendapatkan kehidupan yang lebih layak di kemudian hari. Dengan belajar dan mendapatkan nilai baik adalah cara itu pelajar untuk membahagiakan orang tuanya.
Malas belajar hanya akan membuat suatu pelajaran semakin sulit dipelajari.
Bodoh itu takdir, tapi bisa diubah. Tentunya dengan belajar.
Lebih baik belajar satu halaman per hari daripada belajar satu buku tapi cuma sehari.
Belajar adalah investasi berharga untuk masa depan dan tidak seperti harta yang suatu saat bisa habis.
Bagi yang tahu bahwa belajar itu menyenangkan, belajar adalah aktivitas yang menyenangkan.
Dengan belajar sesungguhnya kita telah membuka satu pintu menuju kesuksessan
kita datang, melewati gunung dan seberangi lautan besar hanya untuk belajar, kita ujian, kita revisi dan kita pasti menang!
Saya mengajak abang-abang and kawan-kawan seperjuangan papua bahwa tetap terus semangat untuk belajar. Tidak mudah untuk menjadi orang suksses. Orang suksses adalah butuh perjuangan yang cukup panjang maka itu jangan pantang menyerah mengejarlah cita-citamu setinggi langit.
" selamat berjuang kawan-kawan seperjuangan PAPUA dimanapun Anda berada"

Kamis, 20 November 2014

TENTARA PEMBEBASAN NASIONAL ATAU ORGANISASI PAPUA MERDEKA (TPN/OPM)

                            (foto Tenggamati Enumby bersama anggotanya)    

Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua dan Papua Barat yang saat ini di Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya    dan untuk memisahkan diri dari Indonesia
Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan memicu untuk terjadinya kemerdekaan bagi provinsi tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan. Sejak awal OPM telah menempuh jalur dialog diplomatik, melakukan upacara pengibaran Bendaerah Bintang Kejora, dan dilakukan aksi militan sebagai bagian dari Konflik Papua, Pendukung secara rutin menampilkan bendera Bintang Kejora dan simbol lain dari kesatuan Papua, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang negara, yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan Indonesia dimulai pada Mei 1963 di bawah perjanjian New York.

Kelompok sipil bersenjata OPM di Papua merupakan kelompok Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka(TPN-OPM) yang selalu mengganggu keamanan di wilayah Puncak Jaya. Mereka sering melakukan penembakan ke pihak keamanan serta penyerangan ke pihak anggota TNI maupun Polri yang sedang bertugas di Puncak Jaya.
   Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka ( TPN/OPM) ini masih saja berlanjut karena belum berkhir kemerdekaan papua, oleh sebab itu TPN/OPM di bawah pimpinan Jendral Goliat Tabuni, kondam IX Daerah Jamby di bawah pimpinan komandan perang lapangan Lekagak Telenggen dan anggotanya terus berjuang untuk kemerdekaan papua merdeka , dan sekarang sedang berperang di daerah Jamby di bawah komandan Tenggamati Enumbi dan anggotanya terus berjuang  untuk menentukan nasip kemerdekaan diatas tanahnya sediri dan mereka bersikap bahwa, kami tidak akan  mundur sebelum papua merdeka, dan kami pun di siksa, dihina, dan dibunuh mati, tetapi anak cucu, generasi penerus papua yang akan datang terus berjuang sampai papua merdeka, itulah komitmen kami sebagai Tentara Pembebasan Papua Organisasi Papua Merdeka.

Jumat, 14 November 2014

Sebuah pikiran tentang Organisasi Papua Merdeka ( OPM)


Sebuah pikiran tentang Organisasi Papua Merdeka ( OPM)

 
Nama Organisasi Papua Merdeka atau OPM adalah nama yang diberikan oleh pemerintah Republik Indonesia pada setiap organisasi atau faksi baik di Irian Jaya maupun diluar negeri yang dipimpin oleh putra-putra Irian Jaya pro-Papua Barat dengan tujuan untuk memisahkan atau memerdekakan Irian Jaya (West Papua) lepas dari negara Kesatuan Republik Indonesia. Nama OPM pertama kali diperkenalkan di Manokwari pada tahun 1964 yaitu pada saat penangkapan pimpinan "Organisasi dan Perjuangan menuju Kemerdekaan Papua" Terianus Aronggear (SE) dan kawan-kawannya oleh pihak keamanan dan mengajukan mereka kedepan pengadilan. Nama itu juga semakin populer yaitu pada saat meletusnya pemberontakan bersenjata yang dipimpin oleh Permenas Ferry Awom pada tahun 1965 di Manokwari, serta berbagai pemberontakan atau aksi militer sporadis lainnya diberbagai wilayah di Irian Jaya. Dalam proses pemeriksaan baik oleh militer polisi dan jaksa, para pemimpin pemberontakan menerima baik nama OPM yang diberikan oleh para pemeriksa (Pemerintah Indonesia) sebab menurut mereka nama itu tepat, singkat, mudah diingat dan dipopulerkan bila dibandingkan dengan nama Organisasi yang mereka bentuk dan berikan itu panjang serta sulit diingat.
OPM itu lahir dan tumbuh di Irian Jaya yang pada awalnya terdiri dari 2 (dua) faksi utama yaitu organisasi atau faksi yang didirikan oleh Aser Demotekay pada tahun 1963 di Jayapura dan bergerak dibawah tanah. Faksi ini menempuh jalan kooperasi dengan pemerintah Indonesia serta mengaitkan perjuangannya dengan gerakan Cargo yang bercirikan spiritual yaitu campuran antara agama adat/gerakan Cargo dan agama Kristen. Organisasi ini muncul ke permukaan pada tahun 1970 setelah selesai PEPERA dan terus aktif membina para pengikutnya di Kabupaten Jayapura terutama di kecamatan-kecamatan pantai timur, pantai barat, Depapre dan Genyem. Salah satu anak binaan Aser Demotekay adalah Jacob Pray.
Menurut pengakuan Aser Domotekay, bentuk perjuangan yang dilakukan untuk mencapai kemerdekaan Papua atau Irian Jaya adalah kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Ia meminta kepada pemerintah Indonesia untuk menyerahkan kemerdekaan kepada Irian Jaya sesuai dengan Janji Alkitab, Janji Leluhur dan Janji tanah ini bahwa bangsa terakhir yang terbentuk dan menuju akhir jaman adalah bangsa Papua. Dalam pembinaan massa pengikutnya, ia selalu memberikan pengarahan yang berkaitan dengan agama, adat istiadat/gerakan Cargo adat dan melarang tindakan Radikal dalam mencapai tujuan kemerdekaan Papua. Untuk mendukung aktivitasnya maka ia menulis beberapa artikel Rohani dengan menyisipkan pesan-pesan politik didalamnya. Organisasi ini tidak diberikan nama dengan tegas tapi merupakan usaha persiapan bagi kemerdekaan Papua Barat (West Papua) yang diketuai oleh Aser Demotekay, dan seorang pembantu umum. Untuk kepentingan keamanan, maka nama dari anggota organisasi lainnya tidak diungkapkan. Dalam petualangannya, Aser Demotekay yang adalah pensiunan Pegawai Negeri Sipil daerah Propinsi Irian Jaya beberapa kali harus berurusan dengan pihak keamanan yaitu ditahan dan diinterogasi, serta selalu mengaku akan perbuatannya yang dilakukan sendiri.
Secara organisasi kegiatan OPM pimpinan Aser Demotekay ini merupakan kegiatan Cargo Cults versi baru dan sangat tergantung pada Aser Demotekay sendiri apalagi dengan semakin tuanya Aser Demotekay sedang proses kaderisasi tidak dilakukan. Aktivitas OPM pimpinan Aser Demotekay ini tidak efektif apalagi tidak radikal, walaupun Jacob Pray dalam kondisi-kondisi tertentu harus memilih jalan yang radikal untuk melindungi diri serta mewujudkan keinginannya. Organisasi ini tidak mempunyai suatu perencanaan yang matang program-program apa yang harus dilakukan baik dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Adapun kegiatan yang dilakukan selama ini hanya berupa pengarahan-pengaraha­n, penyampaian pesan-pesan serta harapan dan dilakukan secara temporer saja sesuai dengan kesempatan dan kebutuhan. Yang dimaksudkan disini adalah bahwa wilayah kabupaten Jayapura merupakan wilayah operasi militer pada tahun-tahun 1970 hingga kini. Jadi bila rakyat dikampung-kampung mengalami hal-hal yang kurang baik dari pihak militer, maka Aser Demotekay selalu mengirim pesan agar rakyat selalu bersabar dalam menghadapi penderitaan itu sebab penderitaan itu sebentar saja dan segera akan berakhir sesuai dengan waktu Tuhan yang kian mendekat dan menuju pada kemerdekaan Papua.
Aser Demotekay juga dalam aktivitasnya tidak lepas dari bagaimana berusaha untuk berkomunikasi dengan Jacob Pray mulai dari pedalaman Irian Jaya hingga ke luar negeri. Bentuk komunikasi yang dilakukan adalah dengan mengirimkan surat melalui kurir melintasi perbatasan untuk menginformasikan berbagai peristiwa dan keadaan yang terjadi di Irian Jaya pada umumnya dan khususnya keadaan di Jayapura.
Aser Demotekay mendirikan atau membuat aktivitas ini atas 2 (dua) alasan pokok, yaitu:
1. Menurut pesan-pesan spiritual bahwa pada masa mendatang Irian Jaya harus mencapai kemerdekaannya sebagai bangsa yang terakhir dan
menuju kepada akhir dari jaman ini.
2. Bahwa sebagai bangsa Papua yang persoalannya dipersengketakan antara Belanda dan Indonesia tanpa melibatkan bangsa Papua itu sendiri
adalah tidak Adil, maka bansa Papua harus diberikan kesempatan untuk merdeka lepas dari Indonesia dan untuk itu dipersiapkan oleh pemerintah Indonesia. Makna melibatkan bangsa Papua adalah dengan melibatkan anggota Nieuw Guinea Raad sebagai wakil bangsa Papua.
Faksi yang kedua didirikan di Manokwari pada tahun 1964 dibawah pimpinan Terianus Aronggear (SE) yang pada mulanya bergerak dibawah tanah untuk menyusun kekuatan melawan pemerintah Indonesia baik secara politik maupun secara fisik bersenjata. Kegiatan ini diberi nama "Organisasi Perjuangan Menuju Kemerdekaan Negara Papua Barat", yang kemudian lebih dikenal dengan nama OPM.
Sebagai ketua umum organisasi tersebut, Terianus Aronggear (SE) menyusun suatu dokumen perjuangan yang ingin diselundupkan ke badan PBB di New York untuk menanyakan tentang status Irian Jaya dan meminta meninjau kembali persetujuan New York 15 Agustus 1962. Persetujuan ini dinilai tidak adil sebab tidak melibatkan wakil bangsa Papua dalam perundingan itu sebagai pihak yang dipersengketakan. Juga dokumen itu berisi suatu rancangan tentang kemerdekaan Negara Papua Barat dengan susunan Kabinetnya. Rancangan Kabinet dan dokumen yang disusun untuk dikirim ke PBB itu terlebih dahulu dikirim ke Negeri Belanda untuk mendapatkan persetujuan dari markus Kaisiepo dan Nicolaas Jouwe dan tokoh-tokoh Papua lainnya di Negeri Belanda seperti: A. J. F. Marey, Ben Tanggahma, Saul Hindom, Fred Korwa, James Manusawai, B. Kafiar, Semuel Asmuruf dan lain-lain serta Herman Womsiwor yang berdomisili di Jepang. Namun sebelum dokumen itu diserahkan Terianus Aronggear (SE) kepada Hendrik Joku di Jayapura untuk selanjutnya diselundupkan keluar negeri melalui perbatasan ke Papua New Guinea, Terianus Aronggear (SE) ditangkap di Biak pada tanggal 12 Mei 1965. Ia dikirim kembali ke Manokwari lalu dimasukan kedalam sel tahanan dan mengalami proses pemeriksaan oleh pihak keamanan. Melalui pemeriksaan tersebut maka seluruh dokumen disita, kegiatan ini terbongkar dan penangkapan terhadap para anggota organisasi dilakukan. Hendrik Joku, setelah mendengar berita tentang tertangkapnya Terianus Aronggear (SE), melarikan diri ke Papua New Guinea dan menginformasikan berita itu ke Negeri Belanda kepada Markus Kaisiepo dan Nicolaas Jouwe. Dokumen itu antara lain juga berisi permintaan agar PBB segera membuka sidang umum agar membahas kembali masalah Irian Jaya, dan menyetujui dan mendukung kemerdekaan bagi bangsa Papua Barat (West Papua) sebagai suatu bangsa dan Negara yang berdaulat yang berdiri sendiri.
Setelah Terianus Aronggera (SE) dan kawan-kawannya Horota, Taran, Watofa tertangkap maka Permenas Ferry Awom dan kawan-kawannya yang bekas PVK melakukan suatu pemberontakan bersenjata di Manokwari secara besar-besaran dengan mulai menyerang kaserme/asrama militer (ex. PVK) di Arfai pada tanggal 28 Juli 1965. Kegiatan pemberontakan yang dilakukan OPM itu menimbulkan berbagai gangguan terhadap keamanan dan ketertiban di wilayah Irian Jaya dan juga ikut mengacaukan keadaan sehingga pada masa Acub Zainal menjadi Panglima Komando Daerah Militer (KODAM) XVII Cenderawasih yang ke-V pada tahun 1970-1973 mengubah dan memberikan nama Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) dan Gerakan Pengacau Liar (GPL) kepada OPM.
Menurut Victor Kaisiepo, OPM itu lahir dari faksi perjuangan yang ada dan dibentuk di Irian Jaya/Papua Barat. Faksi-faksi itulah yang mengirimkan berita/informasi kepada pemimpin Papua yang memilih ikut Belanda ke negeri Belanda agar sama-sama berjuang untuk kemerdekaan Papua Barat. Semula Markus Kaisiepo dan Nicolaas Jouwe ragu-ragu terhadap perjuangan untuk kemerdekaan Papua. Namun setelah mendapatkan informasi tentang perjuangan di Irian Jaya, maka mereka mulai menyusun rencana perjuangan baik politik maupun militer untuk mendukung aktivitas atau perjuangan kemerdekaan di Irian Jaya yang dilakukan oleh OPM. Mereka juga memutuskan untuk menggunakan nama OPM sebagai suatu nama kesatuan dalam perjuangan Bangsa Papua Barat (West Papua).
Jelaslah bahwa OPM itu lahir dan dibentuk di Irian Jaya, dikenal dan disebarkan khususnya oleh faksi pimpinan Terianus Aronggera (SE) di Manokwari. Jadi dapat dikatakan bahwa fakta tentang lahirnya OPM itu sudah terungkap sehingga menghilangkan berbagai spekulasi selama ini. Berbagai spekulasi yang muncul selama ini misalnya oleh pemerintah Indonesia bahwa OPM itu dibentuk oleh Belanda dengan tokoh-tokohnya yakni Markus Kaisiepo, Nicolaas Jouwe dan kawan-kawan. Atau OPM itu lahir di pedalaman Irian Jaya melalui berbagai kegiatan pemberontakan.
Mengenai Bendera, OPM dipimpin Terianus Aronggera (SE) tetap menggunakan bendera Papua rancangan Mr. De Rijke yang dikibarkan pertama kali pada tanggal 1 November 1961 sedangkan OPM pimpinan Aser Demotekay merancang suatu bendera baru.
Selanjutnya berdasarkan dengan hasil wawancara dengan beberapa tokoh OPM baik didalam dan diluar Negeri maka diperoleh sebab-sebab pemberontakan sebagai berikut:
* Rasa Nasionalisme Papua, senasib dan seperjuangan untuk berjuang bagi kemerdekaan bangsa dan negara Papua Barat (West Papua).
* Hendak meningkatkan dan mewujudkan janji Belanda yang tidak sempat direalisir akibat Integrasi dengan Indonesia secara Paksa dan Tidak Adil.
* Persetujuan politik antara Belanda dan Indonesia yang melahirkan perjanjian New York 1962 itu tidak melibatkan bangsa Papua
(Wakilnya) sebagai bangsa dan tanah air yang dipersengketakan.
* Latar belakang sejarah yang berbeda antara rakyat Papua Barat dan bangsa Indonesia.
* Masih terdapat perbedaan Sosial, Ekonomi dan Politik antara bangsa Papua dan Bangsa Indonesia.
* Tereksploitasi hasil dari Papua Barat yang dilakukan secara besar-besaran untuk bangsa Indonesia, sedangkan rakyat Papua Barat tetap miskin dan terbelakang.
* Tekanan terhadap rakyat Papua yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia sejak awal Integrasi hingga saat ini.
* Hendak mewujudkan cita-cita dari gerakan Cargo, yaitu suatu bangsa dan Papua Barat yang Makmur di akhir Jaman.
Dari berbagai alasan atau sebab-sebab pemberontakan OPM sebagaimana diuraikan diatas, maka disimpulkan bahwa pemberontakan OPM di Irian Jaya terjadi karena "Ketidakpuasan terhadap keadaan, kekecewaan, dan telah tumbuh suatu kesadaran Nasionalisme Papua Barat".
Ketidakpuasan terhadap keadaan ekonomi yang buruk pada awal integrasi dan terutama pada tahun-tahun 1964 , 1965 dan 1966 dan juga terhadap sikap aparat pemerintah dan Keamanan yang tidak terpuji. Juga tidak puas terhadap sikap memandang rendah atau sikap menghina orang Irian yang sering sengaja ataupun tidak sengaja menggeneralisir keadaan suatu suku dengan suku-suku lainnya seperti: Pakai Koteka`, "masih biadab", "Goblok, Jorok", dan lain sebagainya dimana pada masa pemerintahan Belanda ungkapan-ungkapan demikian tidak pernah atau dengan mudah diucapkan kepada orang Irian